Profil Desa Brakas
Ketahui informasi secara rinci Desa Brakas mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Desa Brakas di Kecamatan Karanganyar, Purbalingga, merupakan wilayah padat penduduk yang sukses memadukan kemandirian ekonomi melalui BUMDes "Barokah" dengan pelestarian budaya luhur seperti kesenian Ebeg. Desa ini menjadi contoh sinergi modern dan tradis
-
Motor Ekonomi BUMDes
Perekonomian desa digerakkan secara signifikan oleh BUMDes "Barokah" yang berhasil mengelola berbagai unit usaha, termasuk toko modern, dan menjadi pilar utama dalam peningkatan pendapatan asli desa serta penyerapan tenaga kerja.
-
Benteng Kesenian Ebeg
Desa Brakas dikenal luas sebagai salah satu basis utama pelestarian kesenian Ebeg (Kuda Lumping) di Purbalingga, di mana kelompok seni seperti Turonggo Seto aktif tampil dan meregenerasi pemain, menjadikan budaya sebagai identitas yang hidup.
-
Pusat Peternakan Kambing
Sektor peternakan kambing menjadi andalan ekonomi bagi banyak rumah tangga di Desa Brakas, didukung oleh program pemerintah dan kondisi lingkungan yang sesuai, menjadikannya salah satu sentra ternak di wilayah tersebut.

Terletak strategis di Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Purbalingga, Desa Brakas menampilkan wajah sebuah desa yang padat namun penuh vitalitas. Jauh dari citra desa yang statis, Brakas merupakan pusat kegiatan ekonomi yang dinamis, didorong oleh inovasi Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang progresif. Di tengah geliat ekonomi modern tersebut, denyut tradisi berdetak kencang melalui lestarinya kesenian Ebeg yang melegenda. Desa ini menjadi bukti nyata bahwa kemajuan ekonomi dan pelestarian identitas budaya dapat berjalan beriringan, menciptakan sebuah komunitas yang tangguh, mandiri dan berkarakter.
Geografi dan Demografi
Desa Brakas merupakan salah satu dari 13 desa di Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Purbalingga, Provinsi Jawa Tengah. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) dalam publikasi "Kecamatan Karanganyar dalam Angka 2021", luas wilayah Desa Brakas tercatat 1,33 km² atau 133 hektar. Meskipun memiliki wilayah yang relatif tidak luas dibandingkan desa-desa tetangganya, Brakas menjadi salah satu desa dengan tingkat kepadatan penduduk tertinggi di kecamatan tersebut.
Secara geografis dan administratif, Desa Brakas berbatasan langsung dengan desa-desa kunci lainnya, menempatkannya di lokasi yang sangat strategis:
- Sebelah UtaraBerbatasan dengan Desa Karanganyar (Ibu Kota Kecamatan).
- Sebelah TimurBerbatasan dengan Desa Ponjen.
- Sebelah SelatanBerbatasan dengan Desa Buara.
- Sebelah BaratBerbatasan kembali dengan Desa Karanganyar.
Menurut data kependudukan BPS tahun 2021, jumlah penduduk Desa Brakas mencapai 3.030 jiwa. Dengan luas wilayah 1,33 km², maka tingkat kepadatan penduduknya sangat tinggi, yakni mencapai sekitar 2.278 jiwa per km². Tingkat kepadatan ini menuntut tata kelola ruang dan layanan publik yang efisien untuk dapat melayani seluruh masyarakat dengan baik. Untuk keperluan administrasi surat-menyurat dan logistik, Desa Brakas menggunakan Kode Pos 53354.
Tata Kelola Pemerintahan yang Progresif
Pemerintahan Desa Brakas, di bawah kepemimpinan Kepala Desa Zaenal Abidin, menunjukkan corak tata kelola yang progresif dan berorientasi pada kemandirian ekonomi serta kesejahteraan masyarakat. Sinergi antara pemerintah desa, Badan Permusyawaratan Desa (BPD), dan lembaga kemasyarakatan desa menjadi fondasi utama dalam merumuskan dan mengeksekusi program pembangunan. Transparansi pengelolaan anggaran, seperti Dana Desa, menjadi prioritas yang diwujudkan melalui publikasi informasi kepada masyarakat.
Salah satu pilar utama keberhasilan pemerintahan di Brakas ialah komitmen penuh terhadap pemberdayaan lembaga ekonomi desa. Pemerintah desa tidak hanya berperan sebagai regulator, tetapi juga sebagai fasilitator dan akselerator bagi pertumbuhan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Kebijakan yang mendukung pengembangan BUMDes dan UMKM lokal menjadi bukti nyata visi pemerintah desa untuk membangun ekonomi dari bawah.
Dalam sebuah kesempatan, Kepala Desa Brakas, Zaenal Abidin, menegaskan peran strategis BUMDes. "BUMDes `Barokah` bukan hanya didirikan untuk mencari keuntungan semata. Tujuan utamanya ialah untuk melayani kebutuhan masyarakat, membuka lapangan kerja, dan pada akhirnya meningkatkan Pendapatan Asli Desa (PADes). Kami dari pemerintah desa akan terus memberikan dukungan penuh agar BUMDes bisa semakin berkembang dan menyejahterakan warga," ujarnya. Pernyataan ini mencerminkan arah kebijakan desa yang fokus pada pembangunan berkelanjutan berbasis potensi lokal.
BUMDes "Barokah": Tulang Punggung Ekonomi Desa
Perekonomian Desa Brakas memiliki fondasi yang kuat pada tiga sektor utama: peran sentral BUMDes, peternakan rakyat, dan geliat Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
1. BUMDes "Barokah" sebagai Penggerak Utama Bisa dikatakan, BUMDes "Barokah" merupakan jantung dari perekonomian Desa Brakas. Berbeda dengan banyak BUMDes lain yang seringkali berjalan di tempat, BUMDes Barokah berhasil mengembangkan berbagai unit usaha yang nyata dan produktif. Unit yang paling menonjol yaitu toko BUMDes, sebuah toko modern yang menyediakan berbagai kebutuhan pokok dan sehari-hari bagi warga. Kehadiran toko ini tidak hanya memudahkan warga dalam berbelanja, tetapi juga memastikan perputaran uang tetap berada di dalam desa.
Keberhasilan BUMDes Barokah dalam mengelola usahanya menjadi model percontohan dan sering menjadi tujuan studi banding. Keuntungan dari usaha BUMDes ini menjadi salah satu sumber Pendapatan Asli Desa (PADes) yang signifikan, yang kemudian digunakan kembali untuk membiayai program-program pembangunan dan pemberdayaan masyarakat lainnya.
2. Peternakan Kambing sebagai Andalan Rumah Tangga Di luar BUMDes, sektor peternakan kambing menjadi salah satu andalan ekonomi bagi sebagian besar warga Brakas. Hampir setiap rumah tangga memiliki ternak kambing, baik sebagai usaha utama maupun sebagai tabungan hidup. Kondisi lingkungan yang mendukung dan keuletan para peternak menjadikan Brakas sebagai salah satu sentra ternak kambing di wilayahnya. Pemerintah desa dan dinas terkait juga sering menyalurkan program bantuan dan pembinaan untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas ternak di desa ini.
3. Geliat UMKM Kerajinan dan Kuliner Desa Brakas juga menjadi rumah bagi para pelaku UMKM yang kreatif. Berbagai produk kuliner ringan seperti aneka keripik dan makanan olahan lainnya diproduksi oleh ibu-ibu rumah tangga yang tergabung dalam kelompok usaha. Selain itu, terdapat pula kerajinan tangan yang menjadi sumber pendapatan tambahan bagi warga. Pemerintah desa melalui PKK (Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga) aktif memberikan pendampingan dan pelatihan untuk meningkatkan kualitas produk dan memperluas pemasaran.
Layanan Pendidikan dan Kesehatan
Dalam bidang layanan dasar, Desa Brakas memastikan warganya mendapatkan akses yang memadai terhadap pendidikan dan kesehatan. Di sektor pendidikan, terdapat beberapa lembaga yang melayani anak-anak usia sekolah. Secara formal, desa ini memiliki satu unit Sekolah Dasar (SD) Negeri. Selain itu, untuk pendidikan yang berbasis keagamaan, di Desa Brakas juga berdiri sebuah Madrasah Ibtidaiyah (MI), yaitu MI Istiqomah Sambas, yang memberikan alternatif pendidikan setingkat SD bagi warga. Keberadaan dua lembaga pendidikan dasar ini menjamin anak-anak di Brakas dapat mengenyam pendidikan dengan akses yang mudah.
Di sektor kesehatan, layanan primer menjadi andalan utama. Desa Brakas memiliki beberapa Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) yang tersebar di wilayahnya dan berjalan secara aktif. Kader-kader Posyandu yang didominasi oleh ibu-ibu PKK menjadi ujung tombak dalam memberikan layanan kesehatan ibu dan anak, pemantauan gizi balita untuk pencegahan stunting, serta program imunisasi. Kegiatan seperti Pemberian Makanan Tambahan (PMT) bagi balita menjadi agenda rutin yang menunjukkan tingginya kepedulian masyarakat terhadap kesehatan generasi penerus. Kedekatan lokasi desa dengan ibu kota kecamatan juga memberikan kemudahan akses bagi warga untuk menjangkau layanan kesehatan yang lebih lengkap di Puskesmas Karanganyar.
Brakas sebagai Benteng Kesenian Ebeg
Salah satu keistimewaan dan daya tarik utama dari Desa Brakas ialah kehidupan seni tradisinya yang sangat kental, khususnya kesenian Ebeg atau Kuda Lumping. Brakas dikenal luas di Kabupaten Purbalingga sebagai salah satu basis utama dan "kandang" dari para seniman Ebeg yang berkualitas. Bagi masyarakat Brakas, Ebeg bukan sekadar tontonan, melainkan warisan budaya luhur yang dijaga secara turun-temurun dan menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas desa.
Desa ini merupakan rumah bagi beberapa grup kesenian Ebeg yang ternama, salah satunya ialah Paguyuban Ebeg Turonggo Seto. Kelompok seni ini tidak hanya aktif tampil dalam berbagai acara hajatan di dalam desa, tetapi juga sering diundang untuk memeriahkan berbagai festival dan acara budaya di tingkat kecamatan maupun kabupaten. Eksistensi mereka menjadi bukti bahwa seni tradisi mampu bertahan dan bahkan berkembang di tengah arus modernisasi.
Proses regenerasi pemain menjadi perhatian serius para seniman senior di Brakas. Anak-anak dan remaja desa diperkenalkan dan diajarkan tarian serta ritual Ebeg sejak dini untuk memastikan bahwa kesenian ini tidak akan punah. Setiap pementasan Ebeg di Desa Brakas selalu berhasil menarik animo penonton yang luar biasa, baik dari warga desa sendiri maupun dari luar desa. Suara gamelan yang khas, gerakan penari yang enerjik, dan suasana magis yang tercipta saat pementasan menjadi sebuah atraksi budaya yang sangat kuat dan potensial untuk dikembangkan sebagai bagian dari paket wisata budaya.